karena lagu mereka sangat tergiang di telinga dan sesuai.
sejujurnya, tadi menangis. menangis karena kesabaran sudah sampai pada batas klimaksnya.
karena sang bunda yang selalu saja membentak di telpon. kenapa harus teriak? kenapa tidak bisa bicara biasa saja? selalu saja kesannya marah, jadi diri ini ikut teriak-teriak yang terkesan marah juga, lalu setelahnya menjadi kesal.
ya sudah, mungkin memang sudah harus dimaklumi.
namun lebih tepatnya mengapa diri ini menangis karena dia.
lagi-lagi dia dia dan dia.
sejak selesai kelas, melihat dia, bersama sang merpati.
di lift. di lantai sakral. di lobby. di entah mana saja.
akhirnya pecahlah tangis yang sudah ditahan selama berhari-hari.
mau sebagaimanapun ditahan, akhirnya terbongkar juga.
maaf-maaf saja buat para sahabat, diri ini belom bisa menjelaskan yang sebenarnya. hati ini pilu karena melihat kedekatan mereka. memang sepertinya dia suka, atau apa lah terserah mereka.
cukup tau saja, rasanya perih. lebih baik menjauh dan tidak berhubungan lagi dengan dia daripada merasakan pedih yang sama setiap saatnya. cengeng memang, tapi tak peduli. ada saatnya manusia cukup menerima suatu hal sampai pada batasnya. dan sekarang adalah batas dimana diri ini tak sanggup merasa gantung atau dipermainkan lagi.
tak akan ada permintaan supaya dibangunkan. tak akan ada chat-chat melantur yang tidak jelas. tak akan terjadi lagi pembicaraan seru-seruan. cukup sampai sini saja, selebihnya diri ini bisa runtuh melihat kemesraan mereka.
lebih baik diam, diam dan diam saja kalian!
No comments:
Post a Comment